Ia yang bisa mengasihi dikala tak ada seorangpun yang mau menaruh kasih pada kita, dia orang yang mau menemani disaat tak ada seorang teman pun yang sudi merangkul pundak kita. Dia seorang dengan hati lapang, pikiran luas, wajah tenang, laku sopan, dan pemilik tangan yang hangat lagi mendamaikan . . .
Di dalam genggamannya segala masalah serasa bisa di pecahkan. Sosok yang tangguh yang bisa memanajemen segala urusan.
Dengan pikirannya segala problema serasa ringan tiada beban. Sosok cerdas yang bisa memberi solusi.
Dengan Ucapannya bisa menenangkan hati yang gundah. Sosok yang lembut menenangkan.
Dengan Belaian tangannya rasa sakit bisa hilang tanpa sisa. Sosok yang paham, pengertian.
Dengan Pelukannya, keresahan serasa hanya angan-angan . . .
Dia begitu lembut, tenang, dan menyenangkan . . .
Di dalam tengadah doa-doanya langkah penuh impian bisa dikabulkan . . .
Dialah wanita sabar yang kesabarannya luas melebihi gurun sahara . . .
Dialah wanita penuh rasa cinta yang cintanya dalam melebihi ribuan samudra . . .
Dialah ibu sosok yang harus kita cintai setelah Allah dan Rasulullah . . .
Hormatilah ia . . .
Karena dalam ridhonya ada selamat
Jangan sakiti ia . . .
Karena dalam murkanya ada laknat . . .
IBU, tiga huruf yang banyak kata pengganti untuk menyapanya. Namun, tak ada satu kata pun yang bisa menggantikan segala jasa-jasanya . . . .
Bahagiakan ia, penuhi keinginannya, turuti kata-katanya,
Selagi ia masih ada,
nyata didekat kita . . . .
Seandainya kau tau betapa rinduku kepadamu ibu,
seandainya kau tau betapa aku ingin membahagiakanmu ibu.
Aku ingin engkau bangga melihatku.
Melihat anakmu yang seringkali melukai hatimu dengan ujar lisanku,
merepotkanmu dengan segala keluh kesahku,
membuatmu menangis dengan segala lakuku.
betapa aku merindukanmu,
rindu yang begitu dalam.
Tak dapat dihitung dengan jengkalan.
Betapa aku ingin memelukmu, meminta maaf mu,
meminta restumu, meminta doamu.
Ibu,
Betapa aku merindukan hangat belaianmu,
lembut usapanmu ketika ku lelah,
apakah kau tahu betapa beratnya jalan ini?
Betapa kerasnya hidup tanpamu?
Batapa panasnya udara tanpa mu?
Apa kau tahu betapa aku sangat ingin kembali?
Sangat ingin mendengar segala wejanganmu, betapa aku sangat rindu akan hadirmu…
Aku berjanji akan menjadi kebanggaanmu.
Aku selalu berharap aku sempat dan sanggup membahagiakanmu…
Walau ku tahu, segala detik kasihmu tak akan pernah dapat terganti.
![]() |
Add caption |
Jakarta, Juli 2010 (saat rindu amat menggebu)
[Baru di Posting saat semangat ngeblog nyala lagi ;)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar