Sabtu, 04 Desember 2010

Catatan Persahabatn (Untuk Sahabat yang Hadir Disaat Mulai Kehilangan Pegangan)

Hitam putih dua warna yang selalu hadir dalam semua kombinasi keberadaan.  Putih yang acap mewakili kebaikan seringkali dinodai hitam yang sering dikonotasikan keburukan.  Dua warna yang kontras berbeda.  Namun, erat,  saling bergandengan.

Seperti itulah persahabatan, ia terlahir dari dua atau lebih individu yang pada awalnya kontras dan saling berlainan,  kemudian saling dipertemukan dan menyatu dalam formula yang bernama saling membutuhkan.

Layaknya si Hitam dan si Putih persahabatan acap kali saling meberikan bauran warna yang berbeda,  ada yang berubah menjadi hitam kelam saat menemukan sahabat yang membawa pada kemudaratan ada pula yang menjadi putih apik cemerlang ketika bersua dengan sahabat yang baik atau berubah menjadi abu-abu temaram ketika masih gamang tak memiliki pegangan sehingga tak tau akan terseret kemana.

Persahabatan universal sifatnya,  bebas, luas. Tak perlu dispesifikasikan bentuk dan wujudnya atau dimana ia harus ditempatkan.

Persahabatan hanyalah sebuah rasa yang harus diterima keberadaannya dan disaring akan hakikatnya.

Persahabatan,  ia takperlu diuraikan kedalam partikel-partikel kekhususan cukup disaring,  diterima, kemudian dirasakan.  Kita bisa bersahabat dengan siapa saja,  orang tua kita, saudara kita,  rekan-rekan kita, lingkungan sekitar,  bahkan zat yang mahatinggi pun sepatutnya menjadi sahabat terdekat kita.  Menjadi sahabat utama yang menjadi sandaran untuk segalanya.

Itulah keuniversalan persahabatan,  ia sederhana, ringan,  dan tidak membebani.

Sekali lagi ia Cuma perlu disaring, diterima, dan dirasakan. 

Dengan tambahan bumbu kejujuran,  penghormatan, saling menghargai, dan pengertian.  Ia akan menjadi sebuah zat kimia yang tiada tanding dahsyatnya.  Ia akan menjadi obat dari kesepian,  ia akan menjadi pendamai dalam kegalauan dania akan menjadi guru yang mengingatkan disaat kita mulai lalai tanpa pegangan.  Karena betapa pentingnya persahabatan,  maka jaga lah ia,  pupuk dengan rasa penghormatan,  sirami dengan keikhlasan,  naungi dengan atap-atap pengertian,  topang dengan tonggak kejujuran,  maka ia akan tumbuh subur,  saling menguatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar