Bruk’
“Hua...hu...hu...hu...saki......t” samar-samar kudengar debuman diikuti tangisan pilu. (Bunyi apaan subuh-subuh begini pukul 03.48 Waktu Indonesia Bagian Jakarta, Cempaka Putih Barat XXI)
Masih dalam keadaan setengah sadar kuedarkan pandangan kulihat adik tingkatku sebut saja melati duduk sedih (ya definisi sedih buatku = mata mengeluarkan airmata) ternyata ia terjatuh dari tangga tempat tidur kami. Dengan sigapnya (ala tim SAR) ku coba mengangkatnya (Berat banget sih, salah kuda-kuda ni kayaknya) aku pun bangun dan mencoba berdiri. Saat ku jejakkan kaki ke lantai ‘clep’ kok basah ya ?
Ku jejakkan kaki sebelah lagi ‘clep’ basah juga . . . .(Ternyata melati menangis karena jatuh terpeleset dikarenakan air yang menggenang) T_T
Oh tidak, jangan-jangan air minum ku tumpah, kucari botol minumku, Maih berdiri tegar ditempatnya. Tapi air tumpah kok sampai semata kaki ya??
Hipotesis awal :
- Ada air minum tumpah (air minum ku Cuma se-liter, ga’ banyak)
- Ngompol (raksasa kaleee yang ngompol separah ini)
- Air mata melati yang jatuh (jangan-jangan dia titisan ikan duyung, oh ga’ mungkin)
Ternyata semua hipotesis awal ku SALAH besar. Kunyalakan lampu kamar dan 2 orang teman sekamarku bangun, disusul 2 orang lainnya.
“Kok ada air ya?” ujar salah satu temanku, “iya kok basah ya?” (ya iyalah basah kan ada air hadeeh =_=)
Kulangkahkan kaki menuju toilet yang tak jauh dari tempat tidurku. Oh My God, Closet nya yang menangis (air keluar dari closet red.) huah kamarku tergenang air closet (jorokkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk), segera kami bangun dan mengambil peralatan tanggap darurat untuk membersihkan kamar dari serangan air toilet. Sapu, serokan,timba,ember,alat pel,alat gerus air(aku nggak tau namanya),sampai celana training kebanggaanku juga kukorbankan demi kemaslahatan umat kamar.
Kurang dari 15 menit bencana ini bisa kami tanggulangi dengan semangat kebersamaan dan kekompakan yang menyatu dalam rasa cinta dan damai (halah lebay bajay)
Namun, walaupun sudah tertanggulangi masih ada rasa trauma dalam sanubari kami (ala-ala pengungsi bencana merapi) beberapa barang yang biasanya kami letakkan dengan manis dilantai kami evakuasi ke bagian lain dari rumah yaitu pada sayap depan (baca balkon red)
Alhamdulillah, udah beres sekarang toilet dikamar kami, udah dipanggil tukang wc juga untuk memperbaiki ketersumbatan yang ada. Semua bencana selalu meninggalkan cerita dan hikmah, kami akhirnya bisa membersihkan kamar kami secara bersama-sama yang pada awalnya tidak pernah kami lakukan bersama, karena kesibukan dan jadwal kuliah yang berbeda-beda.
Tapi, tetep aja, ga’ lagi-lagi deh kamar digenangi air closet . . . J
Jakarta, 27 Januari 2011
(ditulis dengan penuh perasaan, jangan lupakan ini teman-temanku, bagian dari kebersamaan yang indah with Toilet Shock Therapy)
hahahahaha....
BalasHapusyang tabah ya kak.
asrama tiga juga tiba-tiba tergenang air setinggi mata hati. Tapi anehnya,, di daerah lain dan sifat umum air adalah mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah, 370 derajat berbalik nyaris dol poros derajatnya malah (lebay.com), yang banjir adalah lantai 2 dan lantai 3. mungkin hanya charles darwin yang bisa menjelaskan teori ini dengan hukum kekekalan manusianya.